Injil Matius menempati urutan pertama dalam Perjanjian Baru. Penempatan yang tentunya sengaja dilakukan untuk memenuhi asumsi-asumsi tertentu. Salah satunya, untuk sesegera mungkin menempatkan silsilah Yesus yang bernuansa Yahudi, tepat setelah Perjanjian Lama rampung. Karena dalam perbandingan dengan kedua Injil sesudahnya, Matius dianggap paling bernuansa Yahudi (konon terdapat 65 rujukan terhadap Perjanjian Lama). Cocok dengan anggapan tradisional bahwa Matius adalah seorang Yahudi.
Berbeda dengan penulis Perjanjian Baru lainnya, Penulis Injil Matius melakukan pendekatan dan penafsiran yang cukup unik terhadap Perjanjian Lama. Ia begitu tertarik terhadap kisah-kisah Perjanjian Lama yang disulap menjadi nubuat bagi Yesus, kadang Matius terlalu bersemangat dalam melakukannya sehingga kadang ia menghasilkan berbagai kesalahan. Tidak ada yang salah mengenai usaha Matius untuk menonjolkan sisi Yahudi dalam kehidupan Yesus, bukankah Yesus adalah seorang Yahudi sejati ? Tetapi apa yang Matius hasilkan, seperti yang akan kita lihat nanti hanyalah suatu formula yang gagal karena berisi kecacatan-kecacatan.
Para sarjana hampir seluruhnya sepakat bahwa Injil ini ditujukan kepada orang-orang Yahudi. Dalam karyanya, Matius seakan-akan ingin menegaskan kepada kaum Yahudi bahwa Yesus adalah seorang Nabi yang mereka tunggu selama ini, ia tidak lupa menyertakan bukti-bukti kenabian Yesus melalui kutipan-kutipan Perjanjian Lama. Kaum Yahudi hanya mempercayai bahwa pada akhir jaman akan datang seorang Messiah atau raja, ia adalah seorang manusia bukanlah Tuhan atau seorang manusia yang bersifat Ketuhanan. Matius mungkin sependapat dengan pandangan tersebut. Saat membicarakan Yesus, ia tidak mebicarakan seorang Tuhan yang berwujud manusia, melainkan seorang Messiah berwujud manusia sejati. Lupakan frase-frase menipu dalam Injil modern yang memplesetkan kata Lord yang berarti Raja menjadi Tuhan. Sesungguhnya bilapun ada seorang Yahudi memanggil Yesus dengan sebutan Lord, maka ia tidak bermaksud menyebut Yesus sebagai Tuhan melainkan raja atau tuan. Kasus pemelesetan arti ini akan sering kita temui dalam Injil, sehingga jangan aneh lagi bila anda menemukan kalimat,”Yesus, Tuhan kami...”, yang seharusnya ditulis sebagai, “Yesus, tuan kami...”.
Mungkin patut kita pertanyakan motif Matius menujukan Injil ini kepada kaum Yahudi saja, bukan kepada kaum Gentile, Seakan-akan kaum non-Yahudi tidak pantas menerima risalah ajaran Yesus. Tetapi seperti akan kita lihat nanti, penyusunan Injil-injil dalam perjanjian Baru tampaknya disusun secara sistematis, dimulai dari Injil yang sarat nuansa Yahudi, bertahap menuju Injil keempat yang paling bernuansa Yunani. Injil keempat atau Injil Johannes memuat sisi kehidupan Yesus yang berbeda dari sudut pandang Matius, padahal apabila kedua Injil tersebut benar-benar ditulis oleh orang yang sebenarnya, isinya tidak akan mungkin bertentangan. Matius dan Yohannes merupakan sedikit dari murid Yesus yang dianggap telah menyumbangkan karyanya dalam Perjanajian Baru.
Seakan-akan demi menjaga kontinuitas dengan Perjanjian Lama, Injil ini diawali dengan sebuah silsilah Yesus yang dimulai dari Ibrahim sampai Yesus. Matius sangat mengetahui pentingnya peranan Ibrahim dalam Agama Yahudi, ia adalah ayah dari Ishaq, kakek moyang bangsa Yahudi. Secara kasat mata, silsilah susunan Matius tampak biasa saja, padahal ia menyusunnya secara khusus. Dengan menggunakan permainan angka Yahudi yang khas, penulis Injil Matius dalam prolognya menyebutkan 14 generasi dari Ibrahim hingga Daud, 14 generasi dari Daud hingga masa pembuangan di Babylonia, dan menyisakan 14 generasi lagi hingga Yesus.
“Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud,
empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan
empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus.”(Mat 1:17)
Orang awam mungkin menganggap penyebutan angka-angka ini sebagai suatu kebetulan yang luar biasa, tetapi sebenarnya si penulis memiliki maksud tersendiri. Angka 14 tidak muncul begitu saja, ia adalah hasil penjumlahan dari dua angka enam dan satu angka empat atau sebaliknya, dua angka empat dan satu angka enam. Lalu apa yang istimewa dengan formula tersebut ? Abjad Ibrani tidak mengenal huruf vokal, contohnya YAHWEH yang ditulis dengan YHWH. Maka dalam hal ini si penulis mencoba mengubah nama Daud (David) yang dalam tradisi Ibrani akan ditulis sebagai DVD terhadap bentuk angka. Setiap abjad dalam tradisi ibrani memiliki bobot angka tertentu, huruf D memiliki bobot angka 6, sedangkan V berbobot 4. Maka DVD bila diuraikan akan menjadi 4+6+4 hasilnya adalah 14 ! Betapa mengejutkan, sekali lagi Matius membuktikan ketertarikannya dengan sang raja Yahudi. Maka ciri khas pertama dari penulis Injil ini adalah ketertarikanya akan tradisi Yahudi atau bahkan sangat mungkin ia adalah seorang Yahudi, kita tidak mungkin membayangkan seorang Yunani yng ketertarikannya terhadap tradisi Yahudi begitu besar. Tapi tidak hanya ciri khas tersebut yang kita dapat disini, kita juga akan menemukan ciri khas lain yang tidak bisa disepelekan, yaitu sifat pemaksaanya. Ternyata permainan angka Matius tidaklah sempurna. Seperti yang akan kita lihat, Matius akan berusaha sekuat tenaga untuk mencocokan figur Yesus dengan keterangan-keterangan Perjanjian Lama, walaupun dalam usahanya tersebut ia akan menghasilkan kesalahan-kesalahan fatal. Contohnya seorang pembaca Injil yang teliti akan menemukan adanya keganjilan mencolok dalam silsilah Yesus yang disusun Matius, yaitu kurangnya generasi pada masa pembuangan hingga masa Yesus. Bila kita menghitung secara saksama, maka akan hanya terdapat 13 generasi dari Salathiel hingga Yesus.
Seri Pertama
1. Abraham
2. Isaac
3. Yakub
4. Yehuda
5. Peres
6. Hezron
7. Ram
8. Aminadab
9. Nahasson
10. Salmon
11. Boaz
12. Obed
13. Isai
14. Daud
Seri kedua
1. Salomo
2. Rehabeam
3. Abia
4. Asa
5. Yosafat
6. Yoram
7. Uzia
8. Yotam
9. Ahas
10. Hizkia
11. Manasye
12. Amon
13. Yosia
14. Yekhonya
Seri ketiga
1. Salathiel
2. Zerobabel
3. Abihud
4. Elyakim
5. Azor
6. Zadok
7. Achim
8. Eliud
9. Eleazar
10. Mathan
11. Yakub
12. Yusuf
13. Yesus
Kesalahan tersebut mungkin terlihat kecil, tetapi akan mengurangi kesucian Injil ini. Penulis Injil Matius ternyata ceroboh saat mengatakan bahwa terdapat 14 generasi dari pembuangan hingga masa Yesus, dimana ia hanya menempatkan 13 nama yang mewakili satu generasi. Ia telah menghilangkan satu generasi ! Anggaplah ayat ke 17 tersebut sebagai salah satu bukti keteledoran sang penulis Injil, karena berikutnya kita akan menemukan kesalahan-kesalahan lain. St. Lukas, penulis Injil Lukas yang notabene adalah seorang Gentile, bahkan dapat menyusun silsilah Yesus ini dengan lebih hati-hati, ia tidak terjebak dalam permainan angka Yahudi, walau silsilah yang ia susun belum tentu sempurna. Artinya silsilah yang Lukas susun tidak sama dengan versi Matius, perbedaan ini selalu menjadi momok dalam usaha membuktikan kesucian Bible.
Bukan hanya itu persoalannya, bila penulis Injil Matius benar-benar ingin menjaga hubungan dengan Perjanjian Lama, maka Injil ini seharusnya tidak bertentangan dengan Perjanjian Lama. Bila penulis Matius ingin merujuk silsilah tersebut terhadap kitab Tawarikh, maka silsilah ini jelas-jelas menghilangkan beberapa generasi, yaitu pada masa awal pembuangan yang seharusnya memuat nama-nama seperti Ahaziah, Joash, Amaziash, azariah kemudian Yotham. Penulis Matius juga tidak meyebutkan nama Yoyakim (Eliakim dalam kitab Raja-raja) diantara nama Josiah dan Jechoniah. Apakah karena Yoyakim dikutuk sehingga tidak ada satu pun keturunannya yang dapat menduduki takhta Daud (Yer 36:30) Pertanyaan kemudian muncul, apakah si penulis Injil ini benar-benar menghormati isi kitab suci Yahudi (Perjanjian Lama) dilihat dari caranya mengutip secara sembarangan, atau ia hanya menggunakan kitab tersebut demi memenuhi ambisi pribadinya.
Wassalam,
Sabtu, 14 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
WELCOME TO MY BLOG
Welcome to my blog
Dear Blogger's
Disini kamu bisa melihat bermacam-macam artikel yang mungkin bisa sedikit menambah pengetahuan kamu....
salam JAVAJIVERS...
Dear Blogger's
Disini kamu bisa melihat bermacam-macam artikel yang mungkin bisa sedikit menambah pengetahuan kamu....
salam JAVAJIVERS...
Pengikut
Arsip Blog
-
▼
2009
(33)
-
▼
November
(31)
- Muallaf
- Debat
- Muhammad Manusia Paling Agung
- Muhammad Pengganti Alamiah Kristus
- Muhammad Pengganti Alamiah Kristus
- Apa Yang Dikatakan Injil Tentang Muhammad SAW
- PENGAKUAN YANG MEMBERATKAN
- Kisah Penyaliban Yesus
- COMBAT KIT MENGHADAPI PARA PENGINJIL
- Pertanyaan bagi Injil
- Terlepas dari persoalan Injil Kanonik
- Terlepas dari persoalan Injil Kanonik
- Sisi lain Injil yang mengelitik
- Keraguan ketuhanan Yesus
- Keraguan ketuhanan Yesus
- Tuhan kok bersilsilah
- Injil Untuk Kaum Yahudi
- Siapakah Matius ?
- Berbagai Versi Injil
- PENGADILAN TERHADAP YESUS
- KEBIJAKAN ATAU KEBERANIAN?
- PERSIAPAN UNTUK JIHAD
- MENDIRIKAN KERAJAAN TUHAN
- PANGGIL SAKSI-SAKSIMU
- SATU-SATUNYA NILAI JUAL
- KESAKSIAN YANG PALING OBYEKTIF
- BATU UJIAN
- KITAB KRISTEN "PERJANJIAN BARU"
- LIMA PULUH RIBU KESALAHAN DALAM INJIL (?)
- AHLI KITAB
- HADITS TENTANG BUDI LUHUR
-
▼
November
(31)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar